BMKG Minangkabau sebut terjadi anomali cuaca harian di Sumbar
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat mengatakan terjadi anomali harian kondisi cuaca yang terjadi di provinsi setempat akibat dinamika atmosfer.
"Sebetulnya di Oktober 2025 Provinsi Sumbar itu sudah memasuki musim penghujan, tetapi terjadi anomali cuaca harian sehingga sekarang itu masih panas," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Desindra Deddy Kurniawan di Padang, Minggu 2/11/2025.
Deddy memperkirakan kondisi suhu panas masih akan berlangsung selama tiga hingga lima hari ke depan. Namun, setelah itu BMKG memprediksi kondisi suhu di Ranah Minang akan kembali normal bahkan terjadi hujan.
"Secara harian memang terjadi anomali cuaca karena dinamika atmosfer yang terjadi," ujar dia.
Berbeda dengan Pulau Sumatera yang umumnya suhu panas terjadi secara merata, banjir justru terjadi di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Hal ini terjadi karena pola aliran arus udara antara Pulau Sumatera dan Jawa yang memang berbeda.
Ia menyebutkan puncak musim penghujan di Ranah Minang terjadi pada Maret dan November. Dalam kurun waktu itu intensitas hujan akan meningkat pesat seiring pola iklim yang terjadi. Kemudian pada Desember curah hujan mulai melandai namun kembali meningkat pada Maret di tahun berikutnya.
Terakhir, BMKG Minangkabau mengingatkan masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Marapi untuk meningkatkan kewaspadaan terutama saat musim penghujan. Sebab, tumpukan material vulkanik gunung api itu bisa menjadi ancaman banjir lahar dingin seperti yang terjadi pada 11 Mei 2024 yang menelan korban jiwa.
Sumber : antarasumbar.com

No comments