Petani di Solok Mulai Panen, Pasokan Cabai terus Masuk ke Sumbar
Stabilisasi harga cabai merah di Sumbar terus dilakukan. Salah satunya memasok cabai merah dari provinsi lain seperti dari Magelang Jawa Tengah, Lampung dan Kerinci Provinsi Jambi. Tujuannya agar stok cabai di pasaran cukup, harga terjangkau dan bisa menekan laju inflasi.
Seiring upaya yang dilakukan Pemda Sumbar bersama Bank Indonesia Sumbar dan Bulog tersebut, petani cabai di Kabupaten Solok juga sudah mulai panen. Diharapkan pasokan dan harga cabai di pasaran kembali stabil.
Setelah sempat terdampak kemarau panjang, petani cabai merah di Nagari Sungainanam, Kecamatan Lembahgumanti, Kabupaten Solok kembali bernapas lega. Tanaman cabai yang sempat kering kini kembali berbuah dan memasuki masa panen bertahap.
Petani setempat, Adrizal, menyebutkan, lahan cabai yang dikelolanya seluas 1,4 hektare. Dalam satu kali masa tanam, produksi bisa mencapai 250 hingga 300 kilogram per petikan, dengan masa panen berlangsung hingga delapan bulan.
Ia menyebut, satu siklus tanam cabai di Sungainanam bisa menghasilkan 10 sampai 15 kali petikan, tergantung kondisi cuaca. Kalau cuaca bagus, seminggu sekali panen. Tapi kalau musim kemarau, bisa dua minggu baru panen.
Petani yang sudah menanam cabai sejak 2013 itu mengaku telah beberapa kali menghadapi situasi sulit, mulai dari serangan layu fusarium, lalat buah, hingga anjloknya harga akibat panen raya di daerah lain.
Menurutnya, harga ideal cabai merah di tingkat petani berada di kisaran Rp50 ribu hingga Rp70 ribu per kilogram agar petani tetap bisa menutupi biaya produksi dan memperoleh keuntungan.
Untuk merawat tanamannya, Adrizal melakukan pemupukan sebulan sekali dan pemberian pupuk kandang setiap tiga bulan. Pemupukan pertama dilakukan dua minggu setelah tanam untuk memancing akar. Jenis pupuknya NPK, SP26, urea, dolomit, dan pupuk kandang. Sekali pemupukan biayanya sekitar satu juta rupiah.
Adrizal menanam cabai setiap Desember, dengan masa panen dimulai pada Juni dan berlanjut hingga enam sampai delapan bulan ke depan. Kalau tidak kena penyakit layu, satu tanaman bisa dipetik sampai 30 kali. Jadi satu lahan bisa produktif setengah tahun lebih.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Solok, produksi cabai merah sepanjang 2025 tercatat meningkat menjelang akhir tahun. Pada Oktober mencapai 2.772,30 ton, naik menjadi 3.750,23 ton pada November, dan diperkirakan 4.796,86 ton pada Desember.
Produksi tersebut tersebar di empat kecamatan utama penghasil cabai, yakni Lembahgumanti, Danaukembar, Lembangjaya, dan Pantaicermin.
Sumber : padek.jawapos.com

No comments