Header Ads

Header ADS

Tiga Mawarnih Rilis Ulang 'Duka di Dadaku' Milik Mendiang Nike Ardilla

 

Tahun 2006 silam, sebuah band bernama Tiga Mawarnih dibentuk oleh Mudrikha (gitar), Franky (bass) dan Riza (drum). Sekilas, nama itu pasti mengingatkan para pecinta musik pada sosok penyanyi jazz bernama Iga Mawarni yang cukup populer di eranya dulu. Meski berbeda, namun ternyata Tiga Mawarnih dan Iga Mawarni memiliki satu kesamaan, yakni sama-sama berstatus sebagai artis JK Records.

Nama Tiga Mawarnih (3 mawar nih) dipilih bukan tanpa alasan. Ternyata ada filosofi sendiri di baliknya, di mana mereka mengibaratkan diri sebagai mawar berduri layaknya musik fusion funk yang diusung Mudrikha CS.

"Nama TIGA MAWARNIH (3 mawar nih) ini artinya karena personil kita 3 orang di ibaratkan 3 mawar berduri bukan mawar yang biasa aja karena musik kita bergenre fusion funk bukan pop manis. Dan kita juga sudah izin dengan mbak Iga-nya kalau kita pakai nama band kita hampir mirip dengan namanya saat kita ngiringin mbak Iga di Java Jazz di 2007," sambung Franky.

Garap Ulang Lagu Mendiang Nike Ardilla

Nah belum lama ini, Tiga Mawarnih merilis sebuah album terbaru bertajuk NJE di bawah naungan label JK Records. Salah satu single andalan yang ada di dalamnya sendiri berjudul Duka di Dadaku yang merupakan recycle dari single mendiang Nike Ardilla. Pada single tersebut, Tiga Mawarnih akan menggandeng penyanyi bernama Nike Astrina dan yang rencananya bakal rilis 18 November 2021 mendatang di YouTube Channel JK Records dan seluruh Digital Streaming Platform seperti YouTube Music, Spotify, Joox, Deezer, Langit Musik dan lainnya.

Selain Duka di Dadaku, ada 9 track lain yang terdapat di album NJE, antara lain Njelepet, Kucari Jalan Terbaik, Njetuan, Kunanti Jawabmu, Njeraden, Reken Reken Ketepu, Njedoro, Njeayu dan Njejemiherje. Di antara track tersebut, ada pula lagu di mana Tiga Mawarnih =berduet dengan Rahmat Kartolo dan Pance Pondaag.

"Kalau untuk viral atau laku lagunya, kita serahkan kepada netizen dan fans yang akan mendengarkan musik kita. Kayak Nirvana aja, dulu musiknya banyak dihujat, ngak taunya laku. Intinya kita tetap bermusik yang sesuai dengan warna kita, pangsa pasarnya sendiri," tutur Franky.  

Sebelumnya, Tiga Mawarnih dikenal sebagai band instrumentalist. Namun di album terbarunya ini, elemen-elemen vokal mulai ditambahkan, yang mana hal itu jadi sebuah tantangan tersendiri bagi Riza CS.

"Jadi selama 15 tahun musik yang kita mainkan hanya bergenre ini, kita hanya men-delivery dengan musik yang menjadi identitas kita. Tapi di album ini kita di-challenge untuk sesuatu yang beda dari yang sebelumnya dengan men-delivery yang ada vokalnya," papar Riza.

Alasan Pilih Genre Fusion Funk

Sementara Leonard ‘Nyo’ Kristianto selaku Produser dari JK Records mengaku sudah lama tertarik untuk berkolaborasi dengan Tiga Mawarnih. Selain karena sudah saling kenal lama, Nyo juga kagum dengan Tiga Mawarnih yang hanya beranggotakan 3 orang namun bisa memberikan musik utuh dengan komposisi komplit.

"Kebetulan juga kita punya lagu yang pas yang dinyanyikan oleh almarhum Nike Ardilla, Duka di Dadaku. Kita mencoba mengkolaborasi dengan musik Tiga Mawarnih dengan warna fusion funk supaya ada rasa kekinian," ungkap Nyo.

Elemen Fusion Funk pun dipilih sebagai elemen tambahan karena alasan tertentu. "Jadi banyak tempat ngopi ataupun nongkrong dan tempat hiburan lainnya yang masang musik kayak Tiga mawarnih,

Sumber : kapanlagi.com

No comments

Powered by Blogger.