Header Ads

Header ADS

Pacu Itiak Dapat Jadi Magnet Pariwisata di Payakumbuh

 

Wakil Wali Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Erwin Yunaz menilai Pacu Itiak atau terbang itik yang saat ini sudah menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dapat menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang ke daerahnya.

"Kita melihat peluang pacu itiak sebagai magnet bagi kepariwisataan di Payakumbuh, bila kita padukan dengan konsep City of Randang, maka bukan tak mungkin Payakumbuh semakin banyak dikunjungi penikmat wisata," ujarnya di Payakumbuh.

Hal itu disampaikannya usai menghadiri langsung ajang pacu itiak di gelanggang tigo Balai Kelurahan Sawah Padang Aua Kuniang, Kota Payakumbuh. Pada kesempatan itu orang nomor dua di Kota Payakumbuh itu juga mencoba menjadi joki untuk menerbangkan itik terbang bersama joki lainnya.

Bahkan, program Sekolah Itik Terbang nantinya bisa juga digagas seperti Sekolah Baruak yang telah ada di Kota Pariaman.

Iven yang berlangsung dua hari tepatnya dimulai pada Sabtu (13/11) itu dihadiri penikmat pacu itiak dan juga hadir Anggota DPRD Kota Payakumbuh sekaligus Putra Nagari Aua Kuniang YB Dt. Parmato Alam. Yang jelas, pacu itiak yang khas dan unik ini sudah pasti menarik minat wisatawan, tinggal bagaimana masyarakat bersinergi dengan pemerintah membangun sebuah konsep pariwisata berbasis kemasyarakatan.

Erwin juga mengapresiasi semangat Persatuan Olahraga Terbang Itik (PORTI) yang semangat menggelar iven pacu itik yang merupakan iven olahraga kebudayaan yang hanya ada di Luak Limopuluah (Payakumbuh dan Limapuluh Kota).

Ia mengatakan tradisi pacu itiak di Kota Payakumbuh, telah masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Masyarakat Kota Payakumbuh, terutama yang tinggal di Nagari Aua Kuniang, Kecamatan Payakumbuh Selatan, dan Nagari Aia Tabik, Kecamatan Payakumbuh Timur, patut berbangga hati. Sebab, permainan tradisional yang diwarisi dari generasi ke generasi, kini sudah ditetapkan Kemendikbud sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.

Ia mengatakan meski geliat pacu itiak di Payakumbuh sempat mati suri akibat adanya pandemi COVID-19, namun masyarakat tetap bersemangat melatih itik dan kembali menggelar perlombaannya.
Semangat dari masyarakat untuk terus menghidupkan permainan tradisional ini tentu harus kita apresiasi dan kita dukung.

Sumber : antarasumbar.com 

No comments

Powered by Blogger.