Pemkab Agam Sebut Kerugian Ikan Mati Massal di Danau Maninjau Capai Rp3,6 miliar
Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Sumatera Barat
menyebutkan sekitar Rp3,6 miliar kerugian petani di Danau Maninjau,
akibat ikan mati mendadak 200 ton setelah oksigen berkurang di danau
vulkanik itu.
"Kerugian Rp3,6 miliar berasal dari 200 ton ikan
siap panen di danau vulkanik itu, sedangkan harga ikan di lokasi Rp18
ribu per kilogram," kata Penyuluh Perikanan Kecamatan Tanjungraya, Asrul
Deni Putra di Lubukbasung.
Ia mengatakan 200 ton ikan
itu milik 150 orang petani yang tersebar di Nagari Koto Kaciak sebanyak
50 orang dan Nagari Tanjung Sani sebanyak 100 orang. Di Koto Kaciak, jumlah ikan mati sekitar 150 ton dan kerugian setiap petani dari 500 sampai lima ton. Sementara di Tanjung Sani sebanyak 50 ton ikan mati milik 100 orang petani. Di Tanjung Sani tidak begitu banyak keramba jaring apung yang ditebar bibit ikan oleh petani.
Ia mengatakan, ikan jenis nila dan mas itu mati akibat angin kencang disertai curah hujan tinggi melanda daerah itu. Akibatnya, terjadi pembalikan air di dasar danau vulkanik itu, sehingga oksigen berkurang. Setelah itu, ikan di dalam keramba jaring apung mengalami pusing dan mati. Beberapa jam, bangkai ikan mengapung ke permukaan danau.
Ia
mengimbau, petani untuk segera memanen ikan dan memindahkan ke kolam
air tenang, agar tidak mati karena curah hujan masih tinggi dan beresiko
untuk kematian ikan.
Sebelumnya, Dinas Perikanan dan Ketahanan
Pangan Agam mengimbau agar petani untuk menunda menebar bibit ikan dari
September sampai Januari.
Pada bulan itu, tambahnya, curah hujan
disertai angin kencang berpotensi melanda daerah itu, sehingga oksigen
akan berkurang dan ikan akan mati.
Sumber : antarasumbar.com
No comments